Salah satu pilar penting dalam SToPS adalah Enabling Environtment, dan Kabupaten Jombang untuk point ini juga terus dibangun disamping menumbuhkan demand dan penciptaan jejaring supply. Motor utama yaitu seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes (Kasi, staf PL dan Kabid) melakukan advokasi kepada Kepala Dinas Kesehatan agar turut mendukung SToPS. Kadinkes menyambut baik program ini dan membantu untuk lahirnya SK Bupati tentang Gerakan STBM Kabupaten Jombang. Pada level Kabupaten, walaupun belum nampak peran serta yang nyata dari Tim Koordinator Kabupaten, namun seluruh lintas sektor telah mengetahui program SToPS dan siap memberikan dukungannya. Hal ini diperkuat dengan kunjungan WSP Pusat (Lorra Thompson) pada April lalu yang sempat sharing dengan Tim Koordinator Kabupaten (juga dihadiri Wakil Bupati).
Sementara menunggu sepak terjang Tim Kabupaten, di level kecamatan juga mulai dibangun komitmen untuk revolusi perubahan perilaku melalui SToPS ini. APBD Kabupaten pun dialokasikan untuk kegiatan rakor linsek kecamatan dimana sebagai ajang untuk advokasi, sosialisasi, dan koordinasi keberlangsungan SToPS bersama perangkat kecamatan dan lintas sektor terkait. Rakor linsek ini telah dilaksanakan di seluruh kecamatan (21 kecamatan) di Kabupaten Jombang difasilitasi langsung oleh staf Penyehatan Lingkungan penanggung jawab program SToPS. Hal ini sangat efektif karena umumnya pihak kecamatan baru “ngeh” dengan SToPS saat rakor linsek. SK Bupati yang didalamnya mengatur tentang susunan Tim Koordinator dari tingkat Kabupaten hingga level komunitas juga turut disosialisasikan. Walaupun ada kecamatan yang tidak segera menindaklanjuti SToPS setelah rakor linsek, namun ada juga yang langsung memberikan peran nyata. Contohnya di kecamatan Perak yang menjadi percontohan enabling environtment yang kondusif (tampak di foto atas).
Kecamatan Perak memiliki camat yang antusias terhadap program SToPS, apalagi setelah kedatangan tamu dari tim JPIP dan WSP Pusat. Walaupun sedang sakit (kelainan fungsi ginjal) namun pak camat satu ini (di foto, memakai topi koboi) selalu datang bila ada kegiatan di komunitas. Salah satunya saat kegiatan pembangunan serentak 10 jamban di dusun Sembung (hasil arisan warga dan kerja sama dengan toko material) sekaligus verifikasi ODF. Perangkat kecamatan yang juga tim pemicuan Perak juga tidak pernah absen bila ada kegiatan. Kepala puskesmas juga berencana melebarkan sayap pemicuan di level sekolah di Perak (tidak menunggu dana Kabupaten lagi).
Berkaca dari Perak, kecamatan lain juga mulai dicoba untuk dibakar semangatnya.
Salah satunya seperti foto di atas yaitu di desa Johowinong kecamatan Mojoagung dimana perangkat desa, dusun, Kepala Puskesmas, Dinkes, juga turun saat monitoring ke komunitas. Namun hal ini dirasa berat bagi wilayah lain ketika yang aktif bergerak hanya sanitarian sementara ada Kepala Puskesmas yang kurang komitmennya dalam program SToPS. Ini menjadikan sanitarian lebih fokus ke program lain sehingga virus SToPS pun berjalan lambat dan kurang monitoring.
Oleh : Iffa Zulfana
DF Kabupaten Jombang





23.19
Unknown






